Posted by : Unknown Sabtu, 21 Maret 2015

Ground Effect (1977-1983)

Ground effect adalah salah satu inovasi yang dibuat oleh salah satu desainer mobil F1 jenius di masanya, Colin Chapman, yang bekerja di tim Lotus. Ide ini dihasilkan untuk membuat mobil memiliki lebih banyak downforce (gaya tekan ke bawah). Ground effect pada masanya membuat mobil-mobil memiliki kecepatan menikung yang sangat cepat. Salah satu buktinya adalah pecahnya rekor-rekor lap di hampir semua sirkuit pada saat itu. Bayangkan, waktu lap tercepat di Silverstone 1977 (dua tahun sebelumnya), dibandingkan dengan waktu pada 1979 berselisih 6 DETIK.
Namun, karena kecepatan mobil yang semakin tinggi, nyawa pun mulai melayang. Patrick Depailler (yang muncul di video pertama tadi), tewas di GP Jerman 1980. Hal ini membuat FIA (organisasi tertinggi F1) melarang penggunaan “skirts” di bawah permukaan mobil, yang banyak dipakai tim-tim saat itu dengan membuat mobil harus memiliki bagian bahwa yang flat. Namun lagi-lagi, teknologi ini kembali dilegalkan pada 1982, setelah Gordon Murray berhasil menemukan celah dalam peraturan tersebut. Dia menggunakan sistem yang menurunkan skirt secara otomatis dengan sistem hidrolik.
Dengan maraknya penggunaan mesin turbo pada tahun 1982, ditambah ground effect ini, kecepatan mobil pun semakin tinggi. Dan hasilnya, Gilles Villeneuve pun tewas setelah kecelakaan yang menimpanya di GP Belgia 1982. Dan, pada tahun 1983, teknologi ini pun dilarang selama-lamanya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

- Copyright © angga's blog -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -